JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina kembali mengalami penyesuaian pada Kamis, 24 Juli 2025. Di berbagai wilayah Indonesia, lima jenis BBM tercatat mengalami kenaikan harga, sementara beberapa jenis lain seperti Pertalite dan Solar tetap dipertahankan.
Penyesuaian harga ini merupakan bagian dari kebijakan rutin yang mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pemerintah bersama Pertamina menetapkan penyesuaian tersebut dengan memperhatikan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Kenaikan Terjadi di Beberapa Wilayah dan Jenis BBM
Di Jawa Barat, misalnya, harga lima jenis BBM mengalami kenaikan signifikan. Harga Pertamax yang sebelumnya Rp12.100 per liter kini naik menjadi Rp12.500 per liter. Sementara Pertamax Turbo juga melonjak dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter. Pertamax Green 95 naik dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter.
Tak hanya itu, Dexlite juga mengalami kenaikan dari Rp12.740 menjadi Rp13.320 per liter, dan Pertamina Dex naik dari Rp13.200 menjadi Rp13.650 per liter.
Kondisi serupa terjadi di sejumlah provinsi lain. Di Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Bengkulu, Pertamax kini dihargai Rp13.100 per liter, Pertamax Turbo Rp14.100, Dexlite Rp13.900, dan Pertamina Dex Rp14.250. Beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur juga mengalami pola harga yang relatif serupa.
Namun, tak semua wilayah mengalami lonjakan harga secara merata. Di Free Trade Zone (FTZ) seperti Batam dan Sabang, harga BBM cenderung lebih rendah dibandingkan provinsi lain. Misalnya, di FTZ Batam, harga Pertamax tercatat hanya Rp12.000 per liter, dan Dexlite dijual seharga Rp12.640.
Sementara itu, wilayah seperti Papua, Maluku, dan sebagian wilayah Sulawesi juga mengalami penyesuaian harga pada jenis BBM tertentu, terutama Pertamax dan Dexlite. Di beberapa daerah, jenis Pertamax Green 95 bahkan belum tersedia.
Harga Pertalite dan Solar Masih Tetap
Meskipun lima jenis BBM mengalami kenaikan, harga Pertalite dan Bio Solar masih dipertahankan seperti sebelumnya. Hingga akhir Juli 2025, harga Pertalite tetap berada di angka Rp10.000 per liter, sedangkan harga Solar masih di level Rp6.800 per liter.
Kedua jenis BBM tersebut belum mengalami penyesuaian harga sejak tahun 2022. Stabilnya harga Pertalite dan Solar ini menjadi perhatian publik di tengah meningkatnya harga jenis BBM lainnya. Hal ini juga menandakan adanya kebijakan perlindungan terhadap BBM yang lebih banyak digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah.
Penyesuaian Berdasarkan Tren Global
Penyesuaian harga BBM yang terjadi di bulan Juli ini tidak lepas dari dinamika global. Harga minyak mentah dunia yang fluktuatif serta pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi dua indikator utama dalam penentuan harga BBM di dalam negeri.
Selain itu, keputusan penyesuaian harga dilakukan secara berkala dan dapat berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi logistik, distribusi, serta kebutuhan energi masyarakat di daerah tersebut.
Masyarakat juga dapat melakukan pengecekan berkala terhadap perubahan harga BBM melalui kanal informasi resmi. Dengan mengetahui update harga BBM, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan kebutuhan dan anggaran konsumsi energi mereka.
Rangkuman Harga BBM per Wilayah
Berikut ini rangkuman singkat harga BBM di beberapa wilayah per 24 Juli 2025:
DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten:
Pertamax: Rp12.500 | Turbo: Rp13.500 | Green 95: Rp13.250 | Dexlite: Rp13.320 | Pertamina Dex: Rp13.650
Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu:
Pertamax: Rp13.100 | Turbo: Rp14.100 | Dexlite: Rp13.900 | Pertamina Dex: Rp14.250
FTZ Batam dan Sabang:
Pertamax: Rp11.800 – Rp12.000 | Dexlite: Rp12.460 – Rp12.640
Wilayah Indonesia Timur (Papua, Maluku, NTT, dll):
Pertamax: Rp12.800 | Turbo: Rp13.800 | Dexlite: Rp13.610 | Pertamina Dex: Sebagian besar tidak tersedia
Secara keseluruhan, tren penyesuaian harga BBM ini mencerminkan dinamika pasar energi global dan kebijakan nasional yang terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ekonomi. Masyarakat diimbau untuk terus memantau harga BBM di wilayah masing-masing dan mempertimbangkan penggunaan bahan bakar secara bijak.