JAKARTA - Pemerataan ekonomi di wilayah Indonesia terpencil tak lagi sebatas wacana. Melalui penugasan kapal logistik oleh pemerintah sejak 2015, PT PELNI (Persero) menjadi salah satu garda depan dalam memastikan distribusi barang pokok dan penting (bapokting) dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat di kawasan 3TP Terdepan, Terpencil, dan Perbatasan.
Komitmen Pemerintah Hadirkan Keadilan Ekonomi Lewat Laut
PT PELNI (Persero) memastikan akan terus melanjutkan perannya dalam mendistribusikan barang pokok dan penting melalui kapal logistik, sesuai penugasan dari pemerintah yang telah berlangsung sejak 2015.
Direktur Utama PELNI Tri Andayani menyampaikan bahwa keberadaan kapal logistik telah terbukti menekan disparitas harga bapokting, terutama di wilayah timur Indonesia, dengan penurunan harga mencapai 40 persen.
“Secara variatif, disparitas harga barang pokok dan penting dapat ditekan hingga 40 persen. Hal ini tentunya dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama masyarakat kepulauan 3TP yang merasakan peranan pemerintah dalam pemerataan ekonomi melalui penugasan kapal logistik PELNI ke wilayah mereka,” jelas Anda.
Penurunan harga barang seperti beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, dan daging sapi turut tercatat di berbagai wilayah. Di kawasan barat seperti Simeulue, Anambas hingga Natuna, harga turun antara 5 hingga 17 persen. Untuk wilayah tengah seperti Nunukan, Sangihe, hingga Sabu Raijua, penurunan tercatat sebesar 6 hingga 33 persen. Sementara itu, di wilayah timur, seperti Seram bagian Barat, Fak Fak, hingga Kepulauan Tanimbar, harga turun lebih signifikan, mencapai 13 hingga 48 persen.
Kinerja Meningkat, Layanan Logistik Kian Diperluas
Kinerja distribusi logistik PELNI mengalami peningkatan signifikan pada paruh pertama tahun ini. Anda menyebutkan, dari Januari hingga Juni 2025, kapal logistik PELNI telah mengangkut 5.849 TEUS naik 102 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sejak penugasan dimulai pada 2015, total realisasi pengangkutan mencapai 86.023 TEUS melalui 1.074 perjalanan atau voyage.
Untuk tahun 2025, PELNI menjalankan delapan trayek kapal logistik dengan layanan ke 52 pelabuhan. Tak hanya itu, perusahaan juga mengoperasikan satu kapal logistik cadangan, yang mampu mengangkut total kapasitas 1.151 TEUS sekali berlayar.
“Melalui penugasan pemerintah, kami berkomitmen untuk memastikan kesiapan alat produksi kami agar dapat berlayar sesuai jadwal dan konsisten memberikan jaminan ketersediaan angkutan yang terjangkau dan diandalkan masyarakat,” tambah Anda.
Komitmen ini menjadi bukti nyata bahwa kapal logistik tak sekadar sebagai moda transportasi, namun sebagai instrumen strategis pemerintah dalam menghadirkan keadilan ekonomi bagi masyarakat di pelosok tanah air.