JAKARTA - Langkah nyata transisi energi bersih di Provinsi Lampung semakin terlihat. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) resmi memulai tahapan penting dengan pengeboran sumur eksplorasi pertama di kawasan Gunung Tiga, Ulubelu. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ini diharapkan menjadi motor penggerak energi hijau untuk Bumi Ruwa Jurai dan pilar ketahanan energi nasional.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGEO, Edwil Suzandi, menegaskan seluruh persiapan berjalan sesuai jadwal setelah perusahaan mendapatkan perizinan lengkap berkat dukungan pemerintah pusat dan kementerian terkait.
“Alhamdulillah, dukungan penuh dari pemerintah membuat proses perizinan bisa dipercepat. Jadi, proyek eksplorasi di Gunung Tiga akan segera kami lakukan pengeborannya,” ungkap Edwil pada Kamis, 31 Juli 2025.
Eksplorasi Berdasarkan Data Geologis Kuat
PGEO optimistis dengan potensi energi panas bumi di Ulubelu karena wilayah ini berada di jalur Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yang dikenal menyimpan cadangan panas bumi melimpah. Meski begitu, perusahaan tetap menekankan pentingnya pembuktian melalui proses pengeboran.
“Secara geologis, kami sangat yakin. Tapi kami harus memastikan melalui pengeboran ini, berapa besar cadangan yang sebenarnya tersimpan di sana,” jelas Edwil.
Pada tahap awal, PGEO akan melakukan pengeboran tiga sumur yang terdiri dari dua sumur produksi dan satu sumur injeksi. Sumur injeksi memegang peran penting untuk memastikan operasi yang ramah lingkungan.
Edwil menegaskan, energi panas bumi adalah energi hijau sejati.
“Apa pun yang kita ambil dari perut bumi, akan kita kembalikan lagi. Prosesnya bersifat siklus tertutup (loop cycle), tidak ada yang dilepas secara permanen ke permukaan,” tuturnya.
Uji Produksi dan Analisis Teknologi Modern
Setelah pengeboran selesai, PGEO akan melakukan uji produksi selama 1–2 bulan untuk mengetahui kestabilan dan performa sumur. Tahap ini akan mengungkap kapasitas riil listrik yang dapat dihasilkan dan seberapa lama produktivitas bisa bertahan.
Data teknis seperti temperatur, tekanan, dan jenis batuan (litologi) akan dianalisis menggunakan machine learning dan simulasi reservoir untuk merancang skema pengembangan PLTP yang optimal dan efisien.
“Dari tes produksi inilah akan terlihat kapasitas riil sumur, berapa megawatt yang bisa dihasilkan, dan seberapa lama produktivitasnya bisa bertahan,” papar Edwil.
Proses eksplorasi dan studi lanjutan ditargetkan selesai dalam dua tahun, sehingga keputusan final investasi (Financial Investment Decision/FID) dapat diambil pada tahun ketiga. Jika sesuai rencana, proyek ini akan menjadi penopang utama ketahanan energi bersih di Sumatera dan mendukung akselerasi transisi energi nasional.