JAKARTA - Upaya penguatan konektivitas udara nasional terus menjadi prioritas Garuda Indonesia. Maskapai pelat merah ini menargetkan perluasan jaringan penerbangan hingga 100 rute sebagai bagian dari rencana strategis lima tahun ke depan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menyampaikan bahwa ekspansi jaringan tersebut akan mencakup rute domestik dan internasional.
“Peningkatan jaringan penerbangan (network expansion). Garuda Indonesia akan meningkatkan jaringan hingga sekitar 100 rute pada 2029, baik domestik maupun internasional,” ujar Wamildan di Jakarta, Rabu.
Selain itu, maskapai Citilink yang berada di bawah Garuda Group juga menargetkan pengoperasian sekitar 90 rute penerbangan pada tahun yang sama.
Fokus Ekspansi Domestik dan Internasional
Ekspansi jaringan internasional Garuda Indonesia akan mengandalkan strategic co-share agreement, terutama dengan maskapai di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Melalui strategi ini, perusahaan berharap mampu menjangkau lebih banyak destinasi global tanpa harus menambah armada secara signifikan.
Sementara itu, di dalam negeri, Garuda Indonesia akan memperkuat pelayanan ke destinasi wisata prioritas dengan menambah frekuensi penerbangan dan membuka rute langsung yang lebih variatif. Hal ini diharapkan dapat mendorong sektor pariwisata dan mempermudah mobilitas penumpang di seluruh Indonesia.
Langkah ini juga mendapat dukungan dari pemerintah. Anggota Komisi VI DPR RI, Asep Wahyuwijaya, menilai langkah Presiden Prabowo Subianto untuk membesarkan Garuda Indonesia merupakan keputusan strategis yang penting bagi konektivitas nasional.
“Negara kepulauan seperti Indonesia membutuhkan moda transportasi udara yang kuat dan tangguh, selain transportasi laut dan penyeberangan yang andal, guna menjangkau seluruh pelosok nusantara,” ujar Asep.
Dukungan Pemerintah dan Kerja Sama Internasional
Asep mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo yang melakukan lobi diplomatik ke Amerika Serikat dan bertemu dengan Presiden Donald Trump. Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah penguatan maskapai Garuda.
Ia menyebut, meski Indonesia harus menghadapi kenaikan tarif ekspor ke AS hingga 19 persen, kesepakatan pembelian 50 pesawat Boeing beserta suku cadangnya tetap menguntungkan Garuda Indonesia. Kesepakatan ini juga diikuti kemudahan masuknya barang dari Amerika Serikat ke Indonesia dengan tarif 0 persen.
Namun, Asep menegaskan, keberhasilan program penguatan Garuda Indonesia tidak hanya bergantung pada dukungan pemerintah, tetapi juga reformasi internal yang serius.
“Manajemen Garuda harus berbenah agar mampu menyambut dukungan besar yang datang langsung dari Presiden,” kata Asep.
Dengan rencana ekspansi hingga 100 rute dan didukung strategi kerja sama internasional, Garuda Indonesia diharapkan mampu menjadi maskapai yang lebih tangguh dan kompetitif di kancah global, sekaligus memperkuat konektivitas nasional di seluruh wilayah nusantara.