Minyak

Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Waspadai Kebijakan Tarif AS

Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Waspadai Kebijakan Tarif AS
Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Waspadai Kebijakan Tarif AS

JAKARTA - Pasar minyak global kembali mengalami tekanan setelah harga minyak dunia bergerak turun menjelang tenggat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) yang ditetapkan Presiden Donald Trump. Kekhawatiran investor terhadap dampak tarif dan ketidakpastian perdagangan membuat harga minyak tertekan meskipun produksi minyak AS mencapai rekor baru.

Pada perdagangan Kamis, 31 Juli 2025, harga minyak mencatat pelemahan yang cukup signifikan. Minyak Brent kontrak September ditutup turun 0,97% menjadi US$72,53 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) September merosot 1,06% ke level US$69,26 per barel.

Ketidakpastian Tarif dan Dampak ke Permintaan Minyak

Gedung Putih menyampaikan bahwa negara-negara yang belum menandatangani perjanjian dagang ataupun menerima pemberitahuan tarif akan segera diinformasikan mengenai ketentuan baru perdagangan paling lambat 1 Agustus 2025.

Presiden Donald Trump mengumumkan perpanjangan masa berlaku perjanjian dagang selama 90 hari, sembari melanjutkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan baru dengan Meksiko.

“Secara keseluruhan, tarif berdampak negatif terhadap permintaan minyak di masa mendatang, dan situasi dengan Meksiko ini hanya menunda masalah,” kata Mitra Again Capital, John Kilduff.

Dari sisi ekonomi, data inflasi terbaru menunjukkan kenaikan harga akibat lonjakan barang impor, seperti perabot rumah tangga dan produk hiburan, yang terdorong oleh kebijakan tarif. Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa tekanan inflasi akan meningkat pada paruh kedua tahun ini, membuat bank sentral menunda pemangkasan suku bunga setidaknya hingga Oktober.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan konsumsi energi, termasuk minyak. Namun, ketidakpastian tarif yang berlarut-larut menahan laju optimisme pasar.

Produksi Minyak AS Rekor, Stok Melonjak

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa produksi minyak mentah pada Mei mencapai rekor tertinggi 13,49 juta barel per hari (bph), naik 24.000 bph dari rekor sebelumnya pada April.

Namun, peningkatan produksi diikuti lonjakan stok minyak mentah AS. Persediaan minyak mentah pekan yang berakhir 25 Juli naik signifikan sebesar 7,7 juta barel menjadi 426,7 juta barel, yang dipicu oleh penurunan ekspor. Sementara itu, stok bensin turun 2,7 juta barel menjadi 228,4 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan penurunan 600.000 barel.

Kondisi ini menandakan pasar masih dihadapkan pada risiko kelebihan pasokan meskipun permintaan energi tertekan oleh ketidakpastian perdagangan. Pasar minyak kini menunggu kepastian langkah lanjutan pemerintah AS terkait tarif, yang akan menentukan arah harga dalam beberapa pekan mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index