JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menegaskan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur strategis nasional melalui pengerjaan Bendungan Cibeet Paket II di Jawa Barat. Proyek senilai Rp1,81 triliun ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan air, pangan, dan energi di wilayah tersebut.
Bendungan ini dikerjakan oleh PTPP bekerja sama dengan MARFRI dan DMT, dengan target penyelesaian dalam 1.860 hari kalender sejak 4 September 2023 hingga 6 Oktober 2028. Hingga awal Agustus 2025, progres konstruksi menunjukkan capaian 12,62%, melampaui target 4,50%.
Bendungan Cibeet dan Manfaatnya
Bendungan Cibeet dirancang sebagai Gravity Dam dengan material Roller Compacted Concrete (RCC), menjadikannya bendungan RCC ketiga di Indonesia dan yang pertama diinisiasi Kementerian PUPR. Teknologi RCC dipilih karena mampu mempercepat proses konstruksi, efisien dalam penggunaan material, dan ramah lingkungan.
Bendungan ini akan memberikan dampak besar, di antaranya:
Irigasi: Mendukung pengairan seluas 8.837 hektare dan meningkatkan indeks pertanaman dari 100% menjadi 300%.
Air Baku: Menyediakan pasokan 3.770 liter/detik untuk wilayah Bogor, Karawang, Bekasi, serta kawasan industri.
Pengendalian Banjir: Mampu mereduksi debit banjir hingga 66% di hilir Sungai Citarum.
Selain itu, Bendungan Cibeet berkontribusi terhadap ketahanan energi, melalui pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 0,25 MW dan pembangkit listrik tenaga surya sebesar 110 MW yang memanfaatkan area genangan.
Inovasi dan Komitmen PTPP
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menegaskan bahwa pembangunan Bendungan Cibeet merupakan wujud nyata kontribusi PTPP dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Teknologi dan inovasi yang kami terapkan mencerminkan komitmen PTPP dalam menghasilkan proyek berkualitas tinggi dan berdampak luas bagi masyarakat, serta berdampingan dengan proyek Asta Cita Pemerintah yaitu proyek-proyek ketahanan pangan, air, dan energi,” jelas Joko, Senin (4/8/2025).
Inovasi yang diterapkan di proyek ini mencakup:
Drone LiDAR untuk pemetaan topografi berpresisi tinggi.
Penerapan RCC untuk efisiensi struktur dan percepatan konstruksi.
Sebagai perusahaan yang berdiri sejak 1953, PTPP terus memperkuat posisinya sebagai pionir pembangunan infrastruktur nasional, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan dan pemanfaatan teknologi unggul.