JAKARTA - Sejumlah proyek strategis di sektor energi dan sumber daya mineral telah rampung diresmikan sepanjang paruh pertama 2025. Pencapaian ini mencakup hilirisasi mineral, proyek minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, hingga energi baru terbarukan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, realisasi proyek-proyek tersebut menjadi bukti langkah konkret pemerintah mendorong ketahanan energi nasional sekaligus memperkuat industri berbasis sumber daya domestik.
"Nah, ini peresmian proyek-proyek hilirisasi, groundbreaking, ekosistem baterai mobil, dan beberapa lainnya. Ini ada peresmian lapangan-lapangan yang kemarin. Listrik, minyak, peningkatan lifting di Blora, kemudian di Natuna," jelas Bahlil.
Proyek Hilirisasi dan Ekosistem Baterai Listrik
Berdasarkan paparan Kementerian ESDM, salah satu proyek penting yang telah diresmikan adalah smelter emas PT Freeport Indonesia di Gresik, dengan ekspansi Precious Metal Refinery berkapasitas 6.000 ton per tahun. Kehadiran fasilitas ini memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok pengolahan mineral berharga.
Selain itu, dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) ekosistem industri baterai listrik di Karawang. Proyek ini merupakan industri baterai listrik terintegrasi dengan kapasitas produksi 15 GWh, menjadikannya ekosistem berbasis nikel terintegrasi terbesar pertama di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia.
Peresmian Proyek Migas di Berbagai Wilayah
Capaian sektor migas juga cukup signifikan. Di Jambi, telah diresmikan Akatara Gas Processing Facility dengan kapasitas produksi gas mencapai 25,7 MMSCFD, LPG 185 MT per hari, dan kondensat 1.098 BOPD.
Di Natuna, Lapangan Forel - Terubuk kini memiliki fasilitas produksi minyak berkapasitas 9.900 BOPD dan gas 43 MMSCFD. Sementara itu, Lapangan Banyu Urip Infill Clastic di Bojonegoro mendapatkan tambahan kapasitas produksi hingga 33 ribu BOPD.
Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
Peningkatan infrastruktur ketenagalistrikan juga menjadi bagian dari capaian Semester I-2025. Tercatat ada 26 pembangkit dengan total kapasitas 3.223 MW, transmisi sejauh 739 kilometer, serta gardu induk berkapasitas 1.740 MVA yang telah diresmikan.
Di sisi lain, pembangunan dan pengoperasian pembangkit energi baru terbarukan (EBT) terus digencarkan. Pembangkit ini tersebar di 15 provinsi, terdiri dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 350 MW dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 27 MWp.
Dengan realisasi ini, pemerintah menegaskan komitmen mendorong transisi energi sekaligus menjaga keseimbangan pasokan energi nasional. Capaian tersebut diharapkan dapat memberikan dampak langsung bagi perekonomian daerah dan keberlanjutan industri di masa mendatang.