Danantara

Danantara Gandeng GEM Limited, Dorong Investasi Hilirisasi Nikel

Danantara Gandeng GEM Limited, Dorong Investasi Hilirisasi Nikel
Danantara Gandeng GEM Limited, Dorong Investasi Hilirisasi Nikel

JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) terus memperkuat kiprahnya sebagai katalis investasi strategis nasional. Melalui entitas investasinya, Danantara Investment Management (DIM), perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan GEM Limited, perusahaan global asal Tiongkok yang dikenal sebagai pionir metalurgi hijau dan solusi ekonomi sirkular.

Kerja sama ini akan membuka peluang investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi 66.000 ton nikel dalam bentuk endapan hidroksida campuran per tahun. Nilai proyek diperkirakan mencapai 1,42 miliar dolar AS atau setara Rp23,11 triliun (kurs Rp16.277 per dolar AS).

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa kemitraan tersebut menjadi langkah penting dalam misi Danantara mempercepat transformasi sosial-ekonomi Indonesia.

“Dengan menggandeng pelopor global dalam metalurgi hijau, kami tidak hanya mendukung hilirisasi nasional, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan inovasi menjadi bagian utama dari investasi ini,” ujar Rosan.

Proyek Strategis Bernilai Triliunan Rupiah

Fasilitas HPAL yang direncanakan akan dikembangkan bersama ini disebut-sebut akan menjadi salah satu proyek strategis nasional di sektor energi baru. Rosan menjelaskan, integrasi antara riset, energi hijau, dan daur ulang siklus tertutup akan menciptakan nilai jangka panjang, baik bagi Indonesia maupun mitra global yang terlibat.

Selain itu, proyek yang diperkirakan bernilai Rp23,11 triliun ini juga direncanakan akan melibatkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan membuka ruang partisipasi mitra global lain di masa mendatang.

Keberadaan GEM Limited sebagai mitra diyakini akan memberikan transfer teknologi signifikan. Perusahaan asal Shenzhen, yang berdiri pada 2001 ini, dikenal luas atas komitmennya terhadap pengembangan SDM serta riset metalurgi. Bahkan, GEM telah menginvestasikan 30 juta dolar AS untuk mendirikan laboratorium penelitian bersama Institut Teknologi Bandung (ITB). Laboratorium ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat penelitian dan pengembangan teknologi metalurgi.

Dampak Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja

Dalam lima tahun ke depan, inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan hingga 80.000 lapangan kerja baru di Indonesia Green Industrial Park (IGIP). Penciptaan tenaga kerja dalam jumlah besar itu diharapkan akan membawa dampak ekonomi luas, terutama di sektor pendukung industri nikel dan energi terbarukan.

“Integrasi penelitian, energi hijau, serta pengelolaan limbah secara berkelanjutan menjadikan proyek ini lebih dari sekadar fasilitas peleburan. Ini adalah bentuk investasi yang akan berdampak jangka panjang bagi masyarakat,” kata Rosan.

GEM Limited sendiri telah diakui oleh World Economic Forum (WEF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas kepemimpinannya dalam ekonomi sirkular. Reputasi global ini memperkuat keyakinan bahwa kolaborasi dengan Danantara Indonesia akan menempatkan Indonesia dalam posisi strategis pada rantai pasok global industri baterai dan energi baru.

GEM Limited dan Jejak Globalnya

GEM Limited merupakan salah satu perusahaan metalurgi hijau terbesar di dunia. Dengan lebih dari 11.000 karyawan yang tersebar di Tiongkok, Afrika Selatan, Korea, hingga Indonesia, perusahaan ini telah memainkan peran penting dalam pengolahan limbah industri.

Setiap tahun, GEM memproses lebih dari 10 persen baterai kendaraan listrik dan limbah elektronik akhir masa pakai di Tiongkok. Dari aktivitas tersebut, perusahaan berhasil memulihkan lebih dari 20 mineral penting, termasuk nikel, kobalt, dan litium.

Di Indonesia, GEM telah berinvestasi pada kawasan industri nikel berteknologi tinggi serta laboratorium inovasi bersama universitas lokal. Selain itu, perusahaan juga menggulirkan program beasiswa yang menghasilkan lulusan magister hingga doktoral di bidang metalurgi.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan keseriusan GEM dalam memperkuat ekosistem industri hijau Indonesia sekaligus mendukung agenda hilirisasi pemerintah.

Dengan adanya perjanjian pokok ini, Danantara Indonesia berharap kolaborasi dengan GEM Limited dapat menjadi salah satu motor penggerak transformasi ekonomi nasional berbasis energi hijau, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi dan pengembangan industri nikel berkelanjutan di kawasan Asia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index