BMKG

BMKG Ingatkan Cuaca Madura Berawan dan Suhu Panas

BMKG Ingatkan Cuaca Madura Berawan dan Suhu Panas
BMKG Ingatkan Cuaca Madura Berawan dan Suhu Panas

JAKARTA - Aktivitas masyarakat di Pulau Madura pada Kamis, 28 Agustus 2025, diperkirakan berlangsung di bawah langit yang mayoritas berawan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan terbaru bahwa sebagian besar wilayah Madura akan mengalami cuaca mendung sepanjang hari.

Meski berawan, kondisi ini tidak berarti masyarakat bisa mengabaikan perlindungan dari panas. Suhu udara di Kabupaten Sumenep diperkirakan akan mencapai 33 derajat celcius, cukup tinggi untuk menimbulkan rasa gerah dan bahkan berisiko menyebabkan paparan sinar matahari berlebih.

Antisipasi Hujan dan Teriknya Matahari

BMKG mengingatkan masyarakat Madura untuk tetap menyiapkan perlengkapan yang menunjang aktivitas sehari-hari. Payung disarankan untuk selalu dibawa sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu hujan turun. Sebaliknya, jika sinar matahari kembali terik di sela-sela mendung, sunscreen menjadi pilihan utama untuk melindungi kulit dari risiko terbakar.

Bahaya sinar matahari yang berlebihan tidak bisa dianggap remeh. Kulit dapat mengalami luka bakar atau sunburn, yang ditandai dengan munculnya bercak merah atau kecokelatan, meradang, hingga terasa panas saat disentuh. Kondisi ini sering kali dianggap sepele, padahal jika dibiarkan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan masalah kesehatan kulit jangka panjang.

Pentingnya Menggunakan Sunscreen

Sunscreen kini menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam menjaga kesehatan kulit, tidak hanya bagi wanita tetapi juga pria dan anak-anak. Produk ini bekerja dengan melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet yang bisa menimbulkan kerusakan.

Cara pemakaian sunscreen pun tidak bisa sembarangan. Produk sebaiknya digunakan setidaknya 30 menit sebelum keluar rumah agar dapat meresap sempurna ke dalam kulit. Untuk perlindungan optimal, aplikasikan ulang setiap dua jam sekali, terutama jika banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.

Dalam setiap sunscreen terdapat kandungan SPF atau Sun Protection Factor. Angka SPF menunjukkan berapa lama sinar UVB matahari akan memengaruhi kulit hingga memerah, jika dibandingkan dengan kondisi kulit tanpa perlindungan. Misalnya, sunscreen dengan SPF 30 dapat membuat kulit 30 kali lebih lama terbakar dibandingkan jika tanpa sunscreen.

Dengan pemahaman ini, masyarakat diharapkan tidak hanya bergantung pada ramalan cuaca berawan semata, melainkan tetap menjaga diri dari potensi bahaya sinar matahari yang bisa muncul sewaktu-waktu.

Cuaca Tak Menentu, Kesehatan Tetap Utama

Cuaca berawan kerap menimbulkan rasa aman palsu bagi sebagian orang. Padahal, paparan sinar ultraviolet tetap menembus lapisan awan. Hal inilah yang membuat penggunaan sunscreen tidak boleh dilewatkan meski langit terlihat mendung.

Selain perlindungan kulit, masyarakat juga disarankan menjaga kondisi tubuh dengan cukup minum air putih agar terhindar dari dehidrasi. Aktivitas di luar ruangan sebaiknya dilakukan dengan peralatan pelindung tambahan seperti topi lebar atau pakaian berbahan ringan untuk membantu meminimalkan paparan sinar matahari langsung.

Dengan memadukan informasi dari BMKG dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan, aktivitas harian bisa tetap berjalan lancar meski cuaca tidak sepenuhnya cerah. Prakiraan cuaca memang tidak selalu bisa ditebak secara mutlak, namun upaya pencegahan tetap menjadi kunci utama agar semua aktivitas dapat dijalankan dengan aman dan nyaman.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index