JAKARTA - Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, melakukan peninjauan langsung ke lokasi proyek ini pada Kamis, 27 Februari 2025, untuk melihat sejauh mana progres yang telah dicapai sejak dimulainya proyek strategis ini pada tahun 2022.
Dengan panjang total 75,12 kilometer, proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mempersingkat waktu tempuh, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek ini dibagi menjadi beberapa seksi, dimulai dengan Seksi 1 dan Seksi 6.
Progres Mengesankan di Seksi 1 dan 6
Seksi 1, yang menghubungkan Sleman dan Banyurejo dengan panjang 8,8 kilometer, telah mencapai tingkat pembebasan lahan sebesar 96,08 persen dan progres konstruksi mencapai 75,9 persen. Target penyelesaian untuk seksi ini ditetapkan pada Juli 2026. Sementara itu, Seksi 6, yang meliputi Simpang Susun (SS) Ambarawa sampai Junction Bawen dengan panjang 4,98 kilometer, mencatat pembebasan lahan sebesar 95,58 persen dan konstruksi 53,60 persen, dengan target penyelesaian pada Desember 2025. Seksi ini akan terkoneksi langsung dengan Tol Semarang-Solo, memberikan aksesibilitas yang lebih baik di jalur tersebut.
Persiapan Seksi 2 hingga 5
Adapun Seksi 2 hingga 5, yang membentang dari Banyurejo hingga Ambarawa sepanjang 61,34 kilometer, saat ini masih berada dalam tahap persiapan. Tahap ini mencakup berbagai perencanaan dan analisis untuk memastikan pembangunan yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.
PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bertanggung jawab atas pembangunan ini, berkomitmen untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal dan standar kualitas yang telah ditetapkan. Jalan tol ini nantinya akan menjadi bagian penting dari jaringan Tol Trans-Jawa, mengintegrasikan Tol Semarang-Solo dengan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo. "Proyek ini akan memainkan peran kunci dalam memperkuat perekonomian dan pariwisata di wilayah selatan Jawa," ujar Dody.
Tantangan dan Komitmen Lingkungan
Meskipun proyek ini membawa harapan besar bagi konektivitas dan ekonomi daerah, Dody menekankan pentingnya memperhitungkan faktor lingkungan dan sosial. "Tolong faktor-faktor lingkungan dan sosial untuk dihitung dan dikaji dengan cermat. Jangan sampai ada aspek yang terabaikan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar maupun ekosistem," pesan Dody. Hal ini menjadi perhatian utama agar pembangunan jalan tol tidak hanya berorientasi pada aspek konstruksi, tetapi juga berkelanjutan.
Pemimpin proyek juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, masyarakat setempat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa semua pihak mendapat manfaat dari proyek ini tanpa merusak keseimbangan lingkungan setempat.
Masa Depan Proyek dan Optimisme Keberhasilan
Dengan adanya peninjauan langsung oleh Menteri PUPR, serta progres pembangunan yang berada di jalur yang tepat, optimisme menyelimuti kelanjutan proyek ini. Keberhasilan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen diharapkan mampu memperluas distribusi barang dan jasa, mengurangi waktu tempuh antara kota-kota penting, dan meningkatkan potensi pariwisata lokal. Semua ini dinilai sangat penting bagi dukungan pertumbuhan ekonomi di wilayah terkait, terutama dalam menghadapi tantangan perekonomian pasca-pandemi.
Sebagai bagian dari pengembangan infrastruktur nasional, proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan infrastruktur yang merata dan berkualitas. Proyek ini diharapkan akan menjadi salah satu contoh sukses dari bagaimana pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama dalam mendorong kemajuan ekonomi secara berkelanjutan.
Dengan berbagai persiapan dan langkah strategis yang telah diambil, diharapkan proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu dan memberi dampak positif bagi seluruh masyarakat di sekitar jalur tol dan wilayah sekitarnya.