PGE

PGE Mantapkan Langkah Menuju Energi Hijau, Kinerja Tetap Solid di Tengah Tekanan Biaya dan Kurs

PGE Mantapkan Langkah Menuju Energi Hijau, Kinerja Tetap Solid di Tengah Tekanan Biaya dan Kurs
PGE Mantapkan Langkah Menuju Energi Hijau, Kinerja Tetap Solid di Tengah Tekanan Biaya dan Kurs

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus menunjukkan ketangguhannya dalam industri energi bersih nasional. Di tengah fluktuasi nilai tukar dan tekanan biaya operasional, kinerja perusahaan tetap terjaga positif hingga sembilan bulan pertama tahun 2025.

Laporan keuangan konsolidasian interim per 30 September 2025 mencatat pendapatan PGE mencapai 318,86 juta dolar AS atau naik 4,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 306,02 juta dolar AS. Meski laba bersih menurun akibat beban yang meningkat, capaian tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan menjaga stabilitas pertumbuhan di tengah tantangan global.

Pendapatan Naik, Laba Tertekan oleh Biaya dan Fluktuasi Kurs

Sepanjang Januari hingga September 2025, laba bersih PGE tercatat sebesar 104,26 juta dolar AS, turun 22 persen dari 133,97 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya beban umum dan administrasi dari 15,02 juta dolar AS menjadi 21,17 juta dolar AS.

Selain itu, rugi selisih kurs yang mencapai 10,22 juta dolar AS juga menambah tekanan terhadap laba bersih perusahaan. Meski demikian, PGE masih membukukan laba usaha sebesar 158,60 juta dolar AS yang menandakan efisiensi operasional tetap terjaga dengan baik.

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menegaskan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan kinerja yang sehat meski menghadapi berbagai tekanan eksternal. “Pencapaian ini menjadi bukti nyata kemampuan Perseroan dalam memperkuat kinerja operasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta.

Ia menambahkan, hasil positif tersebut menjadi dorongan kuat bagi perusahaan untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. PGE juga berkomitmen mempercepat transisi nasional menuju energi bersih dan rendah karbon.

Kinerja Keuangan Stabil, Proyek Strategis Beri Dampak Nyata

Di sisi lain, total aset lancar PGE meningkat dari 828,56 juta dolar AS menjadi 831,78 juta dolar AS per 30 September 2025. Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan bisnis yang sehat serta memperlihatkan posisi keuangan yang semakin solid dan terkendali.

Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menyebut sejumlah proyek strategis telah mulai menunjukkan hasil konkret terhadap pertumbuhan perusahaan. “Beroperasinya Proyek Lumut Balai Unit 2 pada Juni lalu turut menjadi stimulus pertumbuhan pendapatan Perseroan secara year-on-year,” katanya.

Ahmad menjelaskan, perusahaan terus mengakselerasi pengembangan proyek panas bumi di berbagai wilayah untuk memperkuat portofolio energi nasional. Menurutnya, proyek-proyek baru ini menjadi bukti komitmen PGE dalam menjaga keberlanjutan energi yang ramah lingkungan.

“Ke depan, kami akan terus mengakselerasi pengembangan proyek-proyek strategis lainnya untuk memperkuat portofolio panas bumi nasional,” ujar Ahmad. Ia menilai, kontribusi proyek Lumut Balai Unit 2 menjadi faktor penting yang mendorong stabilitas pendapatan perusahaan.

Selain Lumut Balai Unit 2, PGE juga sedang mengembangkan proyek Hululais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas 110 MW. Perusahaan pun menggarap proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW yang akan memperluas cakupan energi panas bumi di Tanah Air.

Target 1 GW Jadi Langkah Awal Menuju Kemandirian Energi Nasional

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan perusahaan kini menatap target ambisius untuk mencapai kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Ia menyebut target tersebut bukan titik akhir, melainkan permulaan dari langkah besar menuju kemandirian energi nasional.

“Target 1 GW bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih jauh menuju swasembada energi,” ujarnya. Julfi optimistis, strategi ekspansi dan pengembangan teknologi akan memperkuat posisi PGE sebagai pemimpin energi panas bumi di Asia Tenggara.

Hingga kini, PGE telah mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW yang tersebar di enam wilayah operasi di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga tengah mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang diresmikan oleh Presiden Prabowo pada Juni lalu.

Julfi menuturkan, upaya peningkatan kapasitas tidak hanya untuk memperkuat bisnis perusahaan tetapi juga menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat. Energi panas bumi dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Kami berkomitmen memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui pemanfaatan energi panas bumi yang bersih dan berkelanjutan,” ucap Julfi. Ia menambahkan bahwa seluruh program tersebut menjadi bagian dari strategi beyond electricity untuk mengembangkan peluang bisnis panas bumi di luar sektor kelistrikan.

Membangun Ekosistem Energi Rendah Emisi dan Green Hydrogen

Lebih dari sekadar membangun proyek panas bumi, PGE kini memulai babak baru dalam menciptakan ekosistem energi rendah emisi. Pada September 2025, perusahaan meluncurkan Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu sebagai langkah awal membangun rantai pasok energi hijau nasional.

Inisiatif ini merupakan wujud nyata peran PGE dalam mendukung dekarbonisasi sektor energi di Indonesia. Dalam jangka panjang, perusahaan juga menyiapkan pengembangan green ammonia dan green methanol untuk memperluas kontribusi dalam energi masa depan.

Julfi menyebut, strategi diversifikasi bisnis ini akan memperkuat posisi PGE di tengah perubahan arah kebijakan energi global. “Kami ingin memastikan bahwa PGE tidak hanya menjadi penyedia energi panas bumi, tetapi juga pionir dalam energi hijau masa depan,” ujarnya.

Sebagai bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero), PGE kini mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas 1.932 MW. Dari jumlah tersebut, 727 MW dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW melalui skema Kontrak Operasi Bersama.

Kontribusi PGE terhadap bauran energi nasional kini mencapai sekitar 70 persen dari total kapasitas panas bumi Indonesia. Selain itu, perusahaan turut berperan dalam menekan emisi karbon hingga 10 juta ton CO₂ per tahun, mendukung target net zero emission nasional pada 2060.

Struktur Keuangan Kuat, Siap Dukung Transisi Energi Nasional

Dengan struktur keuangan yang sehat, PGE masih memiliki ruang yang luas untuk ekspansi dan pengembangan proyek strategis berikutnya. Proyek Lumut Balai Unit 2 dan Hululais menjadi bagian penting dari komitmen perusahaan mendukung target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025.

Julfi menilai, keberhasilan mengelola proyek besar di sektor panas bumi menjadi bukti ketangguhan perusahaan menghadapi dinamika industri energi global. “Kami terus menatap ke depan untuk mewujudkan target 1,8 GW pada 2033 dan mengembangkan potensi panas bumi hingga 3 GW,” katanya.

Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di bidang panas bumi, PGE terus memperkuat posisinya sebagai pelopor energi bersih di Indonesia. Ke depan, perusahaan optimistis dapat menjadi penggerak utama transformasi energi nasional menuju masa depan yang mandiri, hijau, dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index