JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya lokal dengan menjadi sponsor utama dalam perhelatan Timika Inside Festival of Art (TIFA) 2025 yang digelar di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Festival seni tahunan ini kembali digelar dengan semangat memperkuat identitas budaya masyarakat Papua, serta membuka ruang kreatif bagi para pelaku seni daerah.
Manager Community Health Development PTFI, Daniel Perwira, dalam sambutannya membacakan pernyataan resmi dari Executive Vice President Sustainable Development & Community Relations PTFI, Claus Wamafma. Dalam sambutannya, Claus menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh kepada penyelenggara TIFA yang secara konsisten terus mempromosikan seni dan budaya Papua kepada masyarakat luas.
"Kami apresiasi upaya penyelenggara karena secara konsisten setiap tahunnya," ujar Claus Wamafma, saat peresmian TIFA 2025.
Komitmen Freeport dalam Pengembangan Budaya Lokal
PTFI tidak hanya dikenal sebagai perusahaan tambang besar di Indonesia, tetapi juga aktif dalam pengembangan sosial dan budaya masyarakat sekitar area operasinya. TIFA 2025 menjadi salah satu contoh nyata kontribusi perusahaan dalam membangun ekosistem budaya yang berkelanjutan.
Claus menegaskan bahwa dukungan terhadap TIFA sejalan dengan visi perusahaan dalam membangun hubungan harmonis dengan masyarakat melalui pelestarian budaya. “Freeport terus memiliki komitmen dalam segala hal termasuk pengembangan budaya, salah satunya dilakukan melalui dukungan kepada TIFA,” katanya.
Festival ini diharapkan mampu menjadi platform yang tidak hanya melestarikan warisan budaya lokal, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Papua kepada masyarakat Indonesia dan dunia internasional.
“Kami harap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh masyarakat seluruh Indonesia, terlebih khusus di tanah Papua,” tambahnya.
Dihadiri Tokoh Nasional dan Daerah
TIFA 2025 tidak hanya mendapat dukungan dari sektor swasta, namun juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan pusat. Acara ini dihadiri oleh Bupati Mimika, Johannes Rettob, dan Wakil Bupati Emanuel Kemong, serta tokoh nasional seperti Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI, Zudan Arif Fakrulloh.
Kehadiran pejabat tinggi pemerintah tersebut mencerminkan betapa pentingnya kegiatan budaya seperti TIFA dalam membangun citra positif Papua dan meningkatkan rasa bangga terhadap identitas budaya lokal. Selain itu, festival ini juga menjadi ajang sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam memajukan pembangunan berbasis kebudayaan.
TIFA 2025: Ajang Kreativitas dan Ekspresi Seni Papua
Timika Inside Festival of Art (TIFA) merupakan agenda tahunan yang menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional dan kontemporer dari berbagai suku di Papua. Mulai dari tarian adat, musik etnik, pameran kerajinan tangan, hingga pertunjukan visual modern yang mengangkat cerita dan simbol-simbol budaya Papua.
Tahun ini, TIFA mengangkat tema besar tentang kebersamaan dalam keberagaman budaya Papua. Kegiatan ini menjadi ruang bagi para seniman lokal untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka sekaligus memperkenalkan budaya Papua ke panggung nasional.
Dengan meningkatnya perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, TIFA 2025 diharapkan tidak hanya menjadi perayaan budaya lokal, tetapi juga salah satu pendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya di Papua Tengah.
Peran Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan
Keterlibatan PTFI dalam acara ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang menyasar sektor budaya sebagai instrumen pembangunan berkelanjutan. Perusahaan percaya bahwa pelestarian budaya bukan hanya soal melestarikan masa lalu, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan bermartabat.
Melalui TIFA, PT FAreeport Indonesia berharap dapat terus membangun jembatan yang kuat antara sektor industri, masyarakat adat, dan pemerintah dalam mewujudkan kemajuan bersama.
Dengan dukungan dari PT Freeport Indonesia, TIFA 2025 menjadi lebih dari sekadar festival seni ini adalah simbol komitmen terhadap pelestarian budaya, pembangunan masyarakat, dan kerja sama lintas sektor yang berkelanjutan. Kehadiran para pemangku kepentingan dari berbagai tingkatan menandai pentingnya budaya sebagai fondasi sosial yang tak tergantikan dalam pembangunan bangsa.