JAKARTA - Dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menegaskan perannya sebagai ujung tombak produksi minyak dan gas bumi dalam negeri. Dengan pengelolaan sekitar 24 persen blok migas nasional, PHE menyumbang hampir 70 persen produksi minyak dan lebih dari sepertiga produksi gas nasional. Komitmen ini mencerminkan visi perusahaan untuk menjadi subholding migas terdepan yang mengedepankan ketahanan, ketersediaan, dan keberlanjutan energi.
Produksi Migas dan Eksplorasi Agresif
Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Hermansyah Y Nasroen, menyatakan bahwa melalui semangat Accelerate-to-Elevate, PHE terus menggali strategi agar produksi migas terus meningkat, sejalan dengan cita-cita swasembada energi nasional yang dikenal dengan Asta Cita. "Melalui semangat Accelerate-to-Elevate, PHE terus mencari strategi untuk meningkatkan produksi migas demi mewujudkan swasembada energi sesuai Asta Cita," jelas Hermansyah.
Data per semester pertama 2025 menunjukkan hasil positif. Produksi minyak mencapai 557 ribu barel per hari (MBOPD), sedangkan produksi gas menyentuh angka 2,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Prestasi ini tidak lepas dari aktivitas pengeboran yang agresif, termasuk penyelesaian 404 sumur pengembangan dan 628 kegiatan workover, serta 18.714 layanan sumur yang menunjang produksi.
Selain pengembangan sumur eksisting, PHE juga fokus pada eksplorasi. Survei seismik 3D seluas 539 kilometer persegi dan pengeboran delapan sumur eksplorasi berhasil menambah sumber daya migas dengan contingent resources (2C) sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE) dan cadangan terbukti (P1) sebanyak 63 juta barel setara minyak (MMBOE). Hal ini menjadi modal penting untuk memperkuat pasokan energi nasional di masa depan.
Inovasi Berkelanjutan dan Komitmen Ramah Lingkungan
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan tuntutan keberlanjutan, PHE menjalankan pengembangan teknologi rendah karbon. Perusahaan aktif menggarap teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization Storage (CCUS), dengan 11 portofolio studi yang berkapasitas penyerapan hingga 7,3 gigaton CO₂. Upaya ini sejalan dengan misi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung transisi energi hijau.
Hingga Juni 2025, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dijalankan PHE telah berkontribusi pada pengurangan emisi sebanyak 796.485 ton CO₂ ekuivalen. Angka ini mencerminkan keseriusan PHE dalam mengintegrasikan aspek lingkungan ke dalam setiap aktivitas operasional.
Selain itu, PHE juga menempatkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai pilar utama tata kelola perusahaan. Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berstandar ISO 37001:2016 diterapkan dengan ketat sebagai bentuk komitmen terhadap zero tolerance terhadap praktik penyuapan dan kecurangan. Melalui pendekatan ini, PHE berupaya menciptakan budaya kerja yang profesional dan berintegritas.
Membangun Masa Depan Energi Nasional yang Berkelanjutan
Dengan segala upaya yang dilakukan, PHE berambisi menjadi perusahaan migas kelas dunia yang tidak hanya unggul dalam produksi, tapi juga bertanggung jawab secara sosial dan ramah lingkungan. Pengelolaan yang prudent dan penerapan teknologi inovatif menjadi kunci untuk menghadapi tantangan energi di masa depan.
Langkah strategis yang sudah berjalan diharapkan mampu memastikan ketersediaan energi nasional yang cukup dan berkelanjutan, sekaligus mendukung visi Indonesia menuju ketahanan energi dan pembangunan ekonomi yang inklusif.