JAKARTA - Kinerja saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) terus menjadi sorotan para pelaku pasar modal di tengah optimisme terhadap industri nikel global. Lonjakan harga saham NCKL dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan meningkatnya keyakinan investor terhadap prospek perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi nikel ini.
Dalam sepekan terakhir, harga saham NCKL melonjak 34,51 persen, dan jika dilihat selama satu bulan terakhir, kenaikannya bahkan mencapai 43,61 persen. Euforia pasar ini menjadi indikasi bahwa investor semakin menghargai potensi pertumbuhan NCKL di tengah pulihnya permintaan nikel dunia.
Sentimen Positif dari Industri Nikel
Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, mengungkapkan bahwa kenaikan harga saham NCKL baru-baru ini merupakan respon positif terhadap sentimen membaiknya industri nikel global.
“Terutama di tengah prospek pemulihan permintaan global untuk baterai kendaraan listrik (EV),” ujar Miftahul, Rabu, 6 Agustus 2025.
Ia juga menambahkan bahwa pasar mulai memberikan apresiasi terhadap peningkatan kapasitas produksi dari smelter baru milik NCKL. Ekspansi di Pulau Obi yang mulai menunjukkan hasil konkret menjadi faktor penting yang memperkuat minat beli investor.
“Jika perusahaan mampu menjaga pertumbuhan margin dan menjaga biaya produksi tetap efisien ke depannya,” katanya menegaskan.
Menurutnya, tren positif saham NCKL ke depan akan sangat bergantung pada dua faktor utama:
Keberlanjutan permintaan nikel dari industri EV global
Kejelasan roadmap hilirisasi industri dalam negeri
Selain itu, faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas global dan regulasi ekspor juga tetap harus dicermati oleh para investor.
Kinerja Keuangan Semester I 2025
Dari sisi fundamental, kinerja keuangan NCKL sepanjang semester I 2025 menunjukkan tren yang kuat. Harita Nickel, induk usaha NCKL, mencatatkan pendapatan Rp14,10 triliun, naik sekitar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp4,1 triliun, melonjak signifikan berkat peningkatan kapasitas produksi di lini RKEF dan HPAL serta efisiensi biaya melalui integrasi rantai pasok internal.
Kinerja solid ini juga diperkuat dengan keberhasilan NCKL masuk dalam FTSE4Good Index Series sejak Juli 2025, termasuk dalam kategori Emerging Markets Index dan ASEAN 5 Index, yang menegaskan komitmen perusahaan terhadap praktik keberlanjutan (sustainability).
Selain itu, perusahaan terus menjalankan audit sertifikasi ESG dengan standar IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance) dan RMAP (Responsible Minerals Assurance Process). Audit lapangan IRMA telah berlangsung sejak April 2025, sedangkan beberapa fasilitas NCKL telah mengantongi sertifikasi RMAP.
Dukungan Investor dan Prospek Saham
Secara teknikal, saham NCKL sempat bergerak dalam pola konsolidasi pada kisaran Rp690–Rp715 sepanjang Juli 2025. Namun, awal Agustus menjadi titik breakout, dengan J.P. Morgan Sekuritas Indonesia tercatat sebagai akumulator utama berdasarkan data broker summary.
Lonjakan volume transaksi dan pembelian bersih investor asing mengukuhkan posisi NCKL sebagai salah satu emiten tambang nikel dengan eksposur ESG terdepan di pasar modal Indonesia.
Dengan kombinasi sentimen positif industri nikel, kinerja keuangan yang solid, dan komitmen pada keberlanjutan, saham NCKL masih berpotensi melanjutkan tren positifnya ke depan, selama fundamental perusahaan terus terjaga dan kondisi pasar global mendukung.